Senin, 06 Januari 2014
25 macam pembuktian teorema pythagoras
25 Macam Pembuktian Teorema Pythagoras
Siapa
yang belum mendengar “Teorema Pythagoras”? sejak di sekolah dasar kita telah
diperkenalkan dengan sifat yang terdapat pada segitiga siku-siku tersebut. Sebagai
tambahan wawasan dan pengetahuan bagi para guru, berikut ini disajikan
penjelasan singkat mengenai sejarah teorema Phytagoras serta 25 cara
membuktikannya.
Teorema
Pythagoras merupakan salah satu teorema yang telah dikenal manusia sejak
peradaban kuno. Nama teorema ini diambil dari nama seorang matematikawan Yunani
yang bernama Pythagoras. Pythagoras lahir di pulau Samos, Yunani, sekitar tahun
570 SM. Sesuai dengan nasehat gurunya Thales, Pythagoras muda mengunjungi Mesir
sekitar tahun 547 SM dan tinggal di sana.
Bangsa
Mesir kuno telah mengetahui bahwa segitiga dengan panjang sisi 3, 4 dan 5 akan
membentuk sebuah sudut siku-siku. Mereka menggunakan tali yang diberi simpul
pada beberapa tempat dan menggunakannya untuk membentuk sudut siku-siku pada
bangunan-bangunan mereka termasuk piramid. Diyakini bahwa mereka hanya
mengetahui tentang segitiga dengan sisi 3, 4 dan 5 yang membentuk segitiga
siku-siku, sedangkan teorema yang berlaku secara umum untuk segitiga siku-siku
belum mereka ketahui.
Di Cina, Tschou-Gun yang hidup sekitar
1100 SM juga mengetahui teorema ini. Demikian juga di Babylonia, teorema ini
telah dikenal pada masa lebih dari 1000 tahun sebelum Pythagoras. Sebuah keping
tanah liat dari Babilonia pernah ditemukan dan memuat naskah yang kira-kira
berbunyi sebagai berikut: “4 is length and 5 the diagonal. What is the
breadth?”
Pythagoras-lah
yang telah membuat generalisasi dan membuat
teorema ini menjadi populer. Secara singkat teorema Pythagoras berbunyi:
Pada sebuah
segitiga siku-siku, kuadrat sisi miring (sisi di depan sudut sikusiku) sama
dengan jumlah kuadrat sisi-sisi yang lain.
1. Pembuktian
dari Sekolah Pythagoras
Sifat
pada segitiga siku-siku ini sebenarnya telah dikenal berabad-abad sebelum masa
Pythagoras, seperti di Mesopotamia, juga Cina. Tetapi catatan tertulis pertama
yang memberi bukti berasal dari Pythagoras. Bukti dari sekolah Pythagoras
tersebut tersaji pada gambar di bawah.
Perhatikan bahwa:
Luas daerah hitam pada
gambar (1) adalah a2 + b2
Luas daerah hitam pada
gambar (2) adalah c2
Dengan demikian a2 + b2 = c2
2. Pembuktian lain menggunakan diagram
Pythagoras
Bukti berikut ini lebih sederhana tetapi menggunakan sedikit manipulasi
aljabar. Keempat segitiga siku-siku yang kongruen disusun membentuk gambar di bawah ini.
Dengan menghitung luas bangun bujur sangkar yang terjadi melalui
dua cara akan diperoleh:
(a + b) = c2 +
4. ½ ab
a2
+ 2ab + b2 = c2
+ 2 ab
a2
+ b2 = c2
3.
Bukti
dari Astronom India Bhaskara (1114 - 1185)
Bukti
berikut ini pertama kali terdapat pada karya Bhaskara (matematikawan India,
sekitar abad X). Bangun ABCD di atas berupa bujursangkar dengan sisi c. Di dalamnya dibuat empat buah
segitiga siku-siku dengan panjang sisi a
dan b.
Dengan konstruksi
bangun tersebut, maka:
Luas PQRS + 4 x luas ABQ
= luas ABCD
(b – a)2
+ 4 x ½ . ab = c2
b2
– 2ab + a2 + 2ab = c2
a2
+ b2 = c2
4.
Pembuktian
Teorema Pythagoras oleh Presiden J. A. Garfield
Pembuktian ini berasal
dari J. A. Garfield pada tahun 1876. Luas daerah trapesium di bawah ini dapat
dihitung dengan dua cara sehingga teorema Pythagoras dapat dibuktikan sebagai berikut.
Luas trapesium = (alas
+ atas)/2. tinggi = (a
+ b)/2. (a + b)
Di lain pihak, luas
trapesium = 2. ½ ab + ½ c2
Sehingga, (a + b)/2.
(a + b) = 2. ½ ab + ½ c2
a2
+ 2ab + b2 = 2ab
+ c2
a2
+ b2 = c2
5.
Bukti
menggunakan Garis Tinggi dan Sifat Segitiga Sebangun (Pembuktian Baskhara yang
Kedua)
Perhatikan gambar
berikut:
Segitiga ABC sebangun
dengan segitiga ACD sehingga b/c = c1/c atau b2 = c . c1 ... (1)
Segitiga ABC sebangun
dengan segitiga CBD sehingga a/c = c2/a atau a2 = c . c2 ... (2)
Dari (1) dan (2)
diperoleh:
a2
+ b2 = c . c1
+ c . c2
a2
+ b2 = c (c1
+ c2)
a2
+ b2 = c . c
a2
+ b2 = c2
6.
Bukti
menggunakan Transformasi
Misal
segitiga ABC siku-siku di C. Putarlah segitiga ABC sejauh 900
berlawanan arah dengan putaran jarum jam dengan pusat rotasi C. Akan diperoleh
segitiga A’B’C’ yang berimpit dengan segitiga ABC.
½ a2 = (1)
½ b2 = (2) + (3)
------------------------------------
+
½ a2 + ½ b2 = (1) + (2) + (3)
= [(1)
+ (2)] + (3)
= ½
cx + ½ cy
= ½
c (x + y)
= ½
c.c
= ½ c2
Dengan mengalikan dua
pada setiap ruas maka akan diperoleh a2
+ b2 = c2
7.
Bukti
dengan Dasar Perbandingan lagi
Diberikan
segitiga ABC yang siku-siku di C. Kalikan setiap sisi dengan c. Lalu bentuk dua segitiga sebangun
dengan ABC seperti pada gambar di atas. Dengan perbandingan sisi pada
segitiga-segitiga sebangun akan diperoleh panjang sisi-sisi yang lain pada bangun
di samping. Dari konstruksi tersebut jelas c2
= a2 + b2.
Bukti sejenis ini
terdapat pula dalambeberapa buku dan publikasi, seperti oleh Birkhoff.
8.
Bukti
dengan “Bayangan”
Perhatikan bahwa kelima
gambar di bawah ini memuat daerah gelap dengan luas yang sama (menggunakan
konsep kesamaan luas bangun-bangun datar).
9. Bukti dengan “Putaran”
Perhatikan proses dari
diagram di atas.
Luas daerah gambar awal = a2 + b2 + 2. ½ . ab
Luas daerah gambar
akhir =
c2 + 2. ½. Ab
Oleh karena
transformasi di atas tidak mengubah ukuran, maka kedua daerah tersebut sama
luasnya, sehingga dengan mengurangi masing-masing oleh ab atau mengambil kedua bangun segitiga siku-siku akan diperoleh:
a2
+ b2 = c2 (Sumardyono, 2003)
10.
Bukti
dengan cara “Geser, Potong, lalu Putar”
Perhatikan bukti
geometris berikut ini, dengan cara menggeser, memotong, dan memutar.
(Sumardyono,
2004)
11.
Bukti
dari Euclid
Bukti berikut ini
pertama kali diberikan oleh Euclid. Perhatikan gambar di bawah ini.
DBQE = NLBD
..... kedua bangun konruen
= MLBC......
alas sama-sama BL dengan tinggi tetap BD
= SRBC
...... alas sama-sama BC dengan tinggi tetap BR
= a2
ADEP = KNDA.....
kedua bangun konruen
= KMCA
..... alas sama-sama AK dengan tinggi tetap AD
= UTCA
...... alas sama-sama AC dengan tinggi tetap AU
= b2
c2
= BDQE + ADEP
= a2 +
b2
12.
Bukti
dari Leonardo da Vinci
Diberikan
segitiga siku-siku ABC. Buatlah segitiga JHI kongruen dengan ABC. Maka
segiempat ABHI, JHBC, ADGC, dan EDGF adalah kongruen.
Bukti teorema
Pythagoras dilakukan sebagai berikut:
Luas ADGC + luas EDGF =
luas ABHI + luas JHBC
Luas ADEFGC = luas ABCJHI
Kedua bangun memuat dua
segitiga yang kongruen dengan segitiga ABC, sehingga:
Luas ADEFGC – 2. Luas
ABC = luas
ABCJHI – 2. Luas ABC
Luas ABED + luas BCGF = luas
ACJI
13.
Bukti
dengan cara “Tambah lalu Geser”
Susunlah empat segitiga
siku-siku yang kongruen dengan segitiga ABC seperti pada gambar sebelah kiri,
lalu tambahkan sebuh bujur sangkar dengan luas b – a.
Maka diperoleh:
Luas KMNPQR = luas
KSQR + luas MNP
= a2 + b2
Kemudian pindahkan
segitiga 1 dan 4 sehingga membentuk bangun di sebelah kanan. Bangun yang
terbentuk adalah bujur sangakar dengan sisi c,
sehingga luasnya c2.
(Sumardyono, 2003)
14.
Bukti
dari Liu Hui (pada 3 Masehi)
Bukti berikut bersifat
geometris. Tetapi Anda dengan mudah dapat membuktikannya secara aljabar.
15.
Bukti
dari Tsabit ibn Qorra
Bukti berikut berasal
dari Tsabit ibn Qorra (836-901) dan merupakan generalisasi Teorema Pythagoras.
Diberikan sebarang segitiga ABC. Buatlah titik A’ dan B’ pada AB sedemikian
sehingga < BA’C = < AB’C = < CAB’ (untuk gambar atas <CAB’ tumpul dan untuk gambar bawah < CAB’ lancip). Dengan demikian tampak bahwa
segitiga ABC, segitiga CBA’ dan segitiga ACB’ saling sebangun.
Kesebangunan ini
mengakibatkan:
AC/BA
= A’B/CB (pandang segitiga CBA’ dan ABC )
AC/AB
= AB’/AC (pandang segitiga ACB’ dan ABC)
Sehingga
akan diperoleh BC2 + AC2 = AB(A’B + AB’)
Apabila
sudut C siku-siku maka A’ = B’ dan Teorema Pythagoras terpenuhi.
16.
Bukti
dari Pappus
Bukti
berikut berasal dari Pappus (sekitar 300 M) dan merupakan suatu generalisasi.
Buat sebarang segitiga ABC. Lalu buat sebarang jajargenjang CADE (di sisi CA)
dan sebarang jajargenjang CBFG (di sisi BC). Kemudian panjang DE dan FG hingga
bertemu, katakan di H. Kemudian lukis AL dan BM sejajar dan sama panjang dengan
HC. Maka:
Luas CADE = luas
CAUH = luas
SLAR
Luas CBFG = luas CBVH = luas SMBR
---------------------------------------------------------------------------
+
Luas CADE + luas CBFG = luas ABML
Bila segitiga ABC
adalah segitiga siku-siku (dengan sudut siku-siku di C) serta jajargenjang di
sisi CA dan BC merupakan bujursangkar, maka akan diperoleh Teorema Pythagoras.
17.
Pembuktian
dengan Segitiga Sama Sisi
Buat segitiga siku-siku
dengan panjang sisi a, b, dan c.
Kemudian buat segitiga sama sisi dengan
panjang a, b, dan c di setiap sisi-sisinyasehinggaakan tampak seperti gambar
berikut.
Dari gambar di atas,diketahui bahwa luas
segitiga sama sisi pada sisi miring sama dengan jumlah segitiga sama sisi
lainnya.
Untuk segitiga dengan panjang sisi k, l, dan m maka luas segitiga tersebut adalah
18.
Pembuktian
dengan Identitas Trigonometri Pythagoras
Buat segitiga siku-siku
dengan panjang sisi a, b, dan, c seperti gambar berikut.
Kemudian dengan
menggunakan trigonometri untuk menentukan sinus dan cosinus sudut Ó¨ yaitu
sebagai berikut.
Hubungan antara sinus
dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang mendasar.
Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa
Hubungan antara sinus
dan cosinus dinamakan sebagai identitas trigonometri Pythagoras yang mendasar.
Sehingga pada trigonometri kita ketahui bahwa.
19.
Pembuktian
denan Persamaan Differensial
Pertama gambar segitiga
siku-siku ABC seperti gambar berikut
b diperpanjang ke titik
D yaitu sisi db, c juga diperpanjang dengan sisi dc. Terdapat dua sisi segitiga
yang sebangun yaitu segitiga AED (EA tegak lurus terhadap sisi miring) dan
segitiga ABC seperti gambar berikut.
oleh karena itu rasio
atau perbandingan sisi-sisi pada segitiga tersebut harus sama, yaitu:
Dapat ditulis sebagai
berikut
Perhatikan gambar,
apabila b = 0, maka a harus berhimpit terhadap c. Artiya a = c. Maka konstanta
= c2 = a2 sehingga c2
= b2 + a2 terbukti.
20.
Pembuktian
Thabit Ibn Qurra
Buat persegi panjang
dengan panjang a dan b, kemudian disusun berdampingan seperti gambar berikut.
Luas bangun di atas
adalah persegi besar dan persegi kecil yaitu a2 + b2.
Persegi di atas kita
gabungkan, kemudian buat garis sedemikian rupa sehingga akan tampak seperti
gambar di bawah, dimana sisi c menjadi sisi miring.
Selanjutnya segitiga
kita potong dan tempatkan di bagian lain yaitu samping kanan dan bagian atas
sehingga akan tampak seperti gambar berikut.
Bangun yang terbentuk
adalah sbuah bujur sangkar dengan luas c2.
21.
Pembuktian
John Kawamura
Pembuktian ini ditemukan
oleh siswa SMA yang dilaporkan oleh Chris Davis, guru geometrinya di Head-Rouce
School, Oakland, CA.
Kedua diagonal tegak
lurus memiliki panjang c, sehingga daerah yang sama dengan c2/2
sehingga
c2/2 = Luas
bangun ABCD
= Luas BCD
+ Luas ABD
= a.a/2 + b.b/2
c2 = a2 + b2
terbukti
22.
Pembuktian
Tao Tong
ABC dan BED dua buah
segitiga yang kongruen. E pada AB.
Luas ABD = BD.AF/2 =
DE.AB/2
Berdasarkan gambar di
atas diperoleh
(c-x)/2 = b.b/2.x =
CF (diperoleh dari kesamaan BD dan AC
pada segitiga BFC dan ABC).
x = a2/2
23.
Pembuktian
dengan beberapa segitiga yang sebangun.
Berdasarkan gambar di
atas diperoleh
y/b = b’/c, x/a = a’/c
+ cx = aa’ + bb’
maka cc’ = aa’ + bb’
24.
Pembuktian
dengan dua trapesium yang kongruen
Pembuktianini ditemukan
oleh seorang siswa SMA, Jamie deLemos.
Kuas dari trapesium
tersebut adalah
(2a+2b)/2.(a+b)
Di lain pihak
2.a.b/2 + 2b.a/2 + 2.c2/2
Dari dua persamaan
tersebut diperoleh:
a2 + b2
= c2
25.
Pembuktian
dari weininjieda dari Cina
Misal CE = BC = a, CD
=AC =b, F titik potong DE dan AB.
Segitiga CED kongruen
dengan segitiga ABC, misal DE = AB = c.
AC tegak lurus dengan BD
BE tegak lurus dengan AD, dan
ED tegak lurus dengan AB. Maka diperoleh
Luas segitiga ABD =
Luas segitiga ABE + Luas segitiga ACD + luas segitiga BCE
Akan diperoleh persmaan
c(c+EF) = EF. C + b2
+ a2
yang bentuk
sederhananya
c2 = b2
+ a2
Daftar Pustaka:
Anonim. (tanpa tahun). Pythagorean Theorem. [Online]. Tersedia: http://www.cut-the-knot.org/pythagoras/index.shtml . [29
Desember 2013]
Sumardyono.(tanpa tahun). Pembuktian Teorema
Pythagoras. [Online]. Tersedia: http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Matematika/Bukti%20Teo%20Pyth%20Euclid_revisi%20terbaru.pdf
. [28 Desember 2013]
Tasrudin.(tanpa
tahun). 15 macam-macam pembuktian teorema
Pythagoras. [Online]. Tersedia :http://www.slideshare.net/landolphin5/savedfiles?s_title=15-macam-pembuktian-teorema-pythagoras-27405761&user_login=TARSUDINN
. [28 Desember 2013]
Ulya, Dinal. (tanpa tahun). Pembuktian teorema Pythagoras dari Euclid. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/dinalulya29/pembuktian-teorema-pythagoras-dari-euclid
. [29 Desember 2013]
Utari, Rahma siska. (tanpa tahun). Pembuktian Teorema Pythagoras oleh Kelompok
1. [Online]. Tersedia: http://www.slideshare.net/AmaBustam/20-pembuktian-teorema-pythagoras-oleh-kelompok-1.
[29 Desemeber 2013].
Wagner, Donald B, (2004). A proof of the Pythagorean Theorem by Liu Hui. [Online]. Tersedia: http://donwagner.dk/Pythagoras/Pythagoras.html